believe-in-yourself-means-faithful-faith-and-positivity

HOW ABOUT POSITIVE THINKING

Positive thinking (berpikir positif) adalah suatu pemahaman dalam pola berpikir dimana seseorang sebaiknya mengingat atau memikirkan segala hal yang berbau kebaikan, kebajikan dan ketulusan. Di dalam ilmu psikologi sikap positive thinking dapat memengaturi kinerja otak dalam melakukan stimulus dan respon terhadap sekitar. Positive thinking juga dapat menambah imunitas diri kita, sehingga anti body yang ada pada diri kita meningkat. Hal ini sangat baik untuk kebaikan diri dan pikiran kita agar kita dapat menjadi pribadi yang legowo, berpikir kreatif, dan inovatif. Sehingga hidup kita selalu dipenuhi dengan kebaikan dan keharmonisan. Berpikir positif pula dapat menambah imunitas untuk diri kita. Lalu, cara apakah yang dapat dilakukan agar seseorang dapat menerapkan postive thinking dikehidupannya ??

APPLY POSITIVE THINKING

Apply (cara menerapkan) berpikir positif salah satunya adalah dengan bertutur kata dan berucap yang santun. Dengan memilih kata yang baik dan tutur kata yang santun. Dibarengi dengan tindakan yang sesuai dengan kesantunan tersebut. Tidak hanya itu cara menerapkan sikap postif ini adalah tidak serta merta melakukan adjusment atau penghakiman terharap suatu tindakan atau ujaran yang diperbuat seseorang. Karena apa yang orang ucap belum tentu apa yang akan ia lakukan. Kita tidak tahu suatu pemikiran atau suatu tindakan seseorang jika belum ada bukti. Di dalam islam positive thinking disebut juga dengan husnudzon. Sebegitu hebatnya power husnudzon di dalam suatu kehidupan dan penyokong pemikiran kita. Kemudian apa dampak jika kita tidak benar-benar menerapkan ini di dalam kehidupan kita ?

IMPACT DOES NOT APPLY POSITIVE THINKING AND HUSNUDZON

Impact (dampak) dari tidak menerapkan perilaku postif dan husnudzon adalah timbulya fitnah. Fitnah datang dari sebuah pemikiran yang negatif, sehingga peras syaiton dalam menembus alam bawah sadar meningkat. Anti body yang terbentuk ketika kita berpikir positif tidak ada. Sehingga pikiran kita dipenuhi dengan kalimat serta rayuan syaiton. Hal ini sungguh berdampak buruk tidak hanya untuk kesehatan psikis atau jiwa kita melainkan juga berdampak buruk untuk kesehatan pikiran dan hati kita. Satu keburukan yang dilakukan akan berimbas buruk terhadap banyak kebaikan yang dilakukan, nauzubillah.

Dari ayat di atas dapat diambil sebuah pesan yang sangat mendalam bahwa janganlah kau melakukan sebuah fitnah kepada sesama umat manusia. Karena seyogyanya fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Sehingga kita sebagai muslim jika mengetahui hal tersebut sebaiknya melakukan tabayyun terlebih dahulu agar kejelasan informasi dapat diterima kedua belah pihak. Setelah itu baru diputuskan bagaimana melakukan tindakan yang sesuai agar fitnah tidak terjadi. Namun bagaimana jika fitnah telah dilakukan, fitnah telah tersebar tetapi baru melalakukan tabayyun ?

APOLOGIZE

Sebagai manusia ciptaan TYE, manusia tidaklah sebagai wadah luput dan dosa serta. Jika kita sebagai umat manusia telah berbuat kesalahan (fitnah) dan lalai tidak melewati masa tabayyun maka hal yang paling baik dilakukan adalah meminta maaf (apologize). Tiada hal yang paling baik selain mengakui kesalahan dan memerbaikinya. Ketika engkau meminta maaf bukan berarti harga diri yang ada padamu jatuh, bukan berarti nama baikmu rusak, dan bukan berarti jabatan yang kamu emban tercoreng. Tidaakk !! meminta adalah suatu perbuatan terpuji yang disukai oleh Allah Swt. Dan Allah mencintai ornag-orang yang berbuat kebaikan. Dalam Q.S Ali Imron ayat 134 telah dijelaskan bahwa memaafkan kesalahan orang lain akan mendapatkan cinta kasih dari Allah Swt. Oleh sebab itu hati-hatilah dalam bertutur kata, bersikap dan berperilaku. Ingat Allah melihat apa yang kita lakukan. Dan balasan atas perbuatan dzolim yang kamu lakukan itu nyata. Nauzubillah !! Semoga kita semua terhindar dari perbuatan dzolim tersebut. Aamiin YRA.