Picture1

     Pembelajaran yang dilakukan di sekolah menuntut guru berpikir lebih keras untuk mewujudkan suatu perubahan dan pembelajaran yang kreatif dalam sistem belajar di sekolah. Baik dengan fasilitas yang mendukung atau kurang mendukung. Mengapa guru dituntut untuk melakukan itu ? hal ini dikarenakan agar siswa betah dan nyaman serta merasa belajar adalah kegiatan yang menyenangkan. Untuk itu Dinas Pendidikan sebagai instansi yang menaungi jenjang sekolah mengadakan pelatihan untuk guru SMP di Kabupaten Sidoarjo.

     Lalu pelatihan apa yang dilakukan ? yaitu berupa pelatihan pembelajaran kreatif kepada guru yang nantinya dapat diterapkan di sekolah masing-masing. Pelatihan tersebut tentunya dengan protokol kesehatan yang ketat. Alhamdulillah SMP Nusantara Krian mendapat panggilan untuk pelatihan selama dua hari di Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo yaitu pada tanggal 14-15 Juni 2021 bertepatan dengan hari Senin – Selasa di Aula Dinas Pendidikan. SMP Nusantara diwakili oleh guru BK atas nama Dheni Siswiarti, S.Pd.

Dari hasil pelatihan tersebut didapatkan informasi sebagai berikut:

  • Menurut Bapak Bupati Sidoarjo ada 4 hal yang dapat digunakan sebagai bahan meningkatkan kreatifitas pembelajaran, yaitu :
  1. Outdoor e-learning yaitu berupa pembelajaran di luar kelas agar siswa tidak bosan berada di dalam ruangan dan memberikan kesan menyatu ke alam atau kepada tempat yang sesuai dengan materi pembelajaran yang sedang diberikan. Dengan kata lain siswa memahami sekaligus melihat bukti fisik dari materi yang ajarkan. Ini sangat membantu agar siswa mecharger kembali energi belajar untuk hari esok.
  2. Pendidikan Kewiraswastaan yaitu ada produk yang dapat dihasilkan oleh siswa sekaligus memberikan bekal kepada siswa untuk belajar berniaga. Berniaga dapat mengasah kemampuan siswa dalam berkreatifitas. Karena berniaga memberikan ruang kepada siswa untuk dapat berinovasi dengan hal sederhana sehingga menjadi luar biasa.
  3. Penguatan Pendidikan Karakter , seperti yang kita tahu pendidikan karakter adalah salah satu hal yang sedang krisis di negara kita. Mengapa? Karena pada zaman sekarang anak dan orang tua hampir melupakan pendidikan karakter. Lalu apa pendidikan karakter itu ? pendidikan karakter adalah sebuah pembelajaran sederhana untuk anak dimana anak diajarkan untuk berbuat dan berperilaku baik dengan tindakan sederhana dengan tujuan tertentu yaitu etika dan moral, sebagai contoh : jika di rumah orang tua sedang sibuk dan repot untuk melakukan pekerjaan rumah, maka kita sebagai anak wajib untuk membantunya tanpa disuruh dan jika telah usai bantuan yang diberikan maka orang tua wajib mengucapkan kata sakti yaitu “ terima kasih “. Penghargaan yang sederhana namun berkesan dihati. Pendidikan karakter inilah yang semakin hilang ditelan zaman. Oleh sebab itu peran guru wajib membantu siswa untuk mengingat kembali dan melaksanakannya.
  4. Budaya Literasi. Seperti yang kita ketahui membaca adalah kegiatan yang membosankan sekaligus menjenuhkan bagi “ sebagian “ orang. Memang budaya negara kita sampai saat ini adalah mendengar dan melihat. Jika ini berlangsung terus menerus dan berkelanjutan maka negara kita akan semakin tertinggal. Salah satu cara agar negara kita semakin maju dan siswa semakin berkembang serta pintar maka budayakan membaca atau literasi. Literasi dapat menjadi wadah untuk mengetahui banyak hal, dan sesuai pepatah “ buku adalah jendela dunia “. Dengan membaca kita mengetahui hal-hal yang tidak kita ketahui. Oleh sebab itu budayakan rumus dipaksa, terpaksa dan terbiasa untuk berliterasi. Tentunya literasi dapat dilakukan di ruang atau tempat yang menyenangkan.

 

  • Menurut Bapak Drs. Abdul Basith Bahur, M.Pd. ada beberapa etika ucapan yang harus digunakan dalam pembelajaran dan di kehidupan terutama pembelajaran berbasis kreatifitas, yaitu :
  1. Terima kasih
  2. Tolong
  3. Silahkan
  4. Maaf

     Apresiasi kata di atas sungguh luar biasa berdampak untuk mental dan juga percaya diri siswa. Karena ia merasa dihargai atas apa yang telah dilakukan. Ia juga merasa dihormati sebagai peserta didik dan anak dari bapak dan ibu guru dan ia juga merasa dimanusiakan jika memang ia tidak melakukan kesalahan. Kata ajaib ini memang sederhana namun menyentuh jiwa dan pikiran anak didik kita. Kata ini juga dapat digunakan oleh orang tua kepada putra-putrinya saat di rumah. Agar pendidikan karakter tidak hanya diterapkan di sekolah namun juga di rumah.

     Begitu luar biasanya peran pendidikan karakter dikehidupan kita. Oleh sebab itu sebagai guru genarasi penerus bangsa kita wajib untuk selalu mengembangkan kreatifitas pembelajaran kita agar menjadi guru yang dibutuhkan dan dijadikan teladan oleh siswa kita atau peserta didik kita. Selain itu kita juga wajib untuk selalu memberikan pengetahuan tentang pendidikan karakter di sekolah. Guna menjadikan generasi penerus bangsa sebagai generasi emas berkarakter yang bermoral, beretika , berperilaku sopan, dan bertutur kata santun sesuai kodrat ketimuran orang Indonesia dengan semboyan pendidikan kita “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani“.