DSC09040

P5 merupakan singkatan dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Program ini bertujuan untuk memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk mempelajari isu-isu penting di sekitar. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar
Dalam rangka P5 tersebut, SMP Nusantara Krian mengadakan kegiatan berjudul SI JAKRI (Situs Bersejarah di Sekitar Krian). SI JAKRI tersebut dilaksanakan pada hari Rabu dan Kamis pada tanggal 29-30 Mei 2024. Kegiatan ini berbasis Outdoor Leraning (Pembelajaran Di Luar Kelas) dan diikuti oleh kelas 7 dan 8. tIdak lupa juga Bapak dan Ibu guru ikut mendampingi siswa saat kegiatan tersebut.

Siswa berangkat pukul 5:30 WIB karena pada jam 6:00 WIB akan diadakan upacara pembukaan terlebih dahulu di Aula SMP Nusantara Krian. Setelah upacara pembukaan selesai, siswa dipersilahkan menempati kendaraan masing-masing yang sebelumnya telah dibagi perkelompok oleh sekolah.

Setelah itu siswa akan menuju ke tujuan pertama yaitu Desa Klagen, Kecamatan Krian, Sidoarjo untuk mengamati, mempelajari, dan mendengarkan paparan materi baik yang disampaikan oleh pihak dan petugas mengenai Prasasti Kamalagyan (959 Saka atau 1037M).

Prasati Kamalagyan diketahui dikeluarkan hanya seminggu tambah sehari setelah Raja Airlangga berhasil mengalahkan raja Wijayawarmman, raja terakhir yang masih belum tunduk (bulan Karttika tahun 959 Saka atau 10 November 1037M). para siswa mendengarkan dengan hikmat serta mencatat mengenai informasi yang disampaikan oleh penyampai materi mengenai Prasasti Kamalagyan.

Selanjutnya siswa SMP Nusantara berangkat menuju ke Candi Dermo yang merupakan sebuah situs dari masa klasik Hindu-Buddha yang terletak di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Situs ini memiliki beberapa peninggalan purbakala seperti bangunan candi, serta beberapa benda seperti pahatan relief dan blok-blok batu.  Candi Dermo sendiri terletak di Dusun Santren, Desa Candinegoro, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Pada situs ini, batas utara berbatasan dengan sebuah mushola, bagian barat, selatan dan timur berbatasan dengan permukiman warga.

Kemudian pada tujuan terakhir siswa SMP Nusantara Krian menuju ke Museum Mpu Tantular. Dimana Museum Negeri Mpu Tantular adalah sebuah museum negeri yang berlokasi di kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Awalnya, museum ini bernama Stedelijk Historisch Museum Soerabaia, didirikan oleh Godfried von Faber pada tahun 1933 dan diresmikan pada tanggal 25 Juli 1937. Saat ini, museum ini dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis pada Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Ketika sampai di Museum siswa langsung masuk ke aula untuk mengikuti penyampaian materi dan video menegnai candi-candi yang ada di Indonesia oleh pihak museum yang bertugas. Setelah selesai para siswa di ajak keliling museum dan di dampingi petugas dari museum untuk melihat beberapa koleksi yang ada di dalam Museum Mpu Tantular.

Museum Mpu Tantular sendiri Sampai dengan pendataan tahun 2021 koleksi Museum Mpu Tantular mencapai 15.600 buah koleksi yang digolongkan menjadi sepuluh jenis koleksi, yaitu: geologika, biologika, etnografika, historika, numismatika, heraldika, seni rupa, teknologika, keramologika dan filologika. Karena keterbatasan ruang pamer, museum ini hanya memamerkan sebagian kecil dari seluruh koleksi tersebut. Sisa koleksi yang tidak dipamerkan disimpan dalam ruang penyimpanan koleksi. Koleksi yang dipamerkan di ruang pameran tetap terdiri dari koleksi yang berasal dari zaman prasejarah, Hindu-Budha, kerajaan Islam, kolonial dan zaman modern, termasuk di dalamnya koleksi IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi).

Setelah selesai para siswa berisitirahat dan makan siang. Setelah makan selesai para siswa Bersama Bapak Ibu guru melakukan foto Bersama di depan Museum. Kemudian melanjutkan perjalanan pulang ke SMP Nusantara Krian. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini para siswa memahamai dan mengerti mengenai Sejarah dan kebudayaan warisan leluhur bangsa baik berupa prasasti, candi dan lain sebagainmya. Sehingga dapat memunculkan semangat nasionalisme dan tertanam nilai-nilai Pancasila yang diharapkan terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut.